KERONCONG UDA DAN DARA
Kekasihku dara,
Esok uda ke kota,
Rai isi mimpi yang tersisa,
Oleh-oleh santapan jiwa,
Nanti malam bintang berbicara,
Cambah rajuk di sukma,
Obor cinta kita menyala-nyala,
Nyamankan panas tumpaskan duka,
Gilap calar-calar asmara.
Uda dan dara,
Damba hati sejiwa,
Ada kisah cinta tumbuh bagai pepohon bunga.
Di atas pelamin mata berkaca,
Adat menjadi saksi durja,
Nafas yang dihela terlanjur menjadi noda.
Dalam temasya gelora keramaian,
Aturan adat dan kebudayaan,
Resah membungkus kesal kekusutan,
Abadi sayu uda dan dara bersanding tak berpalamin.
Nukilan Pencinta Puisi,
Bayu.
Segamat,Johor.
290912@1317 hrs.(Sabtu).
Nanti malam bintang berbicara,
Cambah rajuk di sukma,
Obor cinta kita menyala-nyala,
Nyamankan panas tumpaskan duka,
Gilap calar-calar asmara.
Uda dan dara,
Damba hati sejiwa,
Ada kisah cinta tumbuh bagai pepohon bunga.
Di atas pelamin mata berkaca,
Adat menjadi saksi durja,
Nafas yang dihela terlanjur menjadi noda.
Dalam temasya gelora keramaian,
Aturan adat dan kebudayaan,
Resah membungkus kesal kekusutan,
Abadi sayu uda dan dara bersanding tak berpalamin.
Nukilan Pencinta Puisi,
Bayu.
Segamat,Johor.
290912@1317 hrs.(Sabtu).
No comments:
Post a Comment