Seseorang Yang Kupanggil Ayah
Saat orang lain mempermasalahkan soal rupiah, kau malah meminta maaf
padaku setelah lelah mencari nafkah. Kau bilang tak bisa seperti
kebanyakan orang, memberi uang sampai anaknya membangkang. Kau
keterlalaluan... merendahkan dirimu membuatku semakin merasa bersalah.
Kekhawatiranmu sama sekali tak membuatku malu. Meski kau selalu
bertanya, "apa kau sudah makan?" Aku tahu kita pura-pura lupa bahwa tak
sepeser pun kita punya. Dan jawabku tentu tak ingin melipatgandakan
kekhawatiranmu di rumah bersama ibunda tercinta. Kubilang "Ya... aku
sudah kenyang, dengan hidangan kasih sayang darimu juga orang-orang di
sini, menemani selalu selama aku tak pulang."
Aku terus mencari dalam kehilanganku. Kau tetap akan menjadi seseorang,
yang kupanggil "Ayah..." hingga suatu saat nanti saat kupulang. Tolong
ajarkan pula aku tentang menjadimu. Karena suatu saat nanti, mungkin ada
pula yang akan memanggilku sebagai seseorang yang dipanggil "Ayah..."
Bandung, 061012
Aku terus mencari dalam kehilanganku. Kau tetap akan menjadi seseorang, yang kupanggil "Ayah..." hingga suatu saat nanti saat kupulang. Tolong ajarkan pula aku tentang menjadimu. Karena suatu saat nanti, mungkin ada pula yang akan memanggilku sebagai seseorang yang dipanggil "Ayah..."
Bandung, 061012
No comments:
Post a Comment