NOTA BUAT TEMAN
yang menyamakan kita detik ini cumalah, sepasang mata saling terpaku,
tanpa salam tanpa basa-sapa kita lalu duduk dan bercerita tentang kolong
hidup nian berdebu.
"ini, secawan teh hangat buatmu," kataku lirih.
engkau adalah keasingan yang kutemui seputar diri. begitu teguh dari
pantulan cermin-cermin hakiki namun hujan yang kaubawa tidak pernah
tinggal kering.
begitulah
dalam aroma nafas silam,
kita saling mendakap angin dan perlahan kita biarkan darah itu bergenang
dalam perih mengasyik. kausenyumkan aku dan aku ...
kita hilangkan kabusan sepi yang lahar.
kita saling memberi, dalam pekat haruman malam tiba-tiba becakan
bekas-bekas luka itu kembali mengental. kaukatakan itulah yang pertama,
kelelahan berkaca dalam redup matamu, bolehkah aku berbaring di situ? dan
mengusapmu dalam salju membiru ...
sesungguhnya teman, aku
mengerti itu. tidak ada anggukan yang kuperlu, cukuplah gumpalan kristal
di tebing asamu dan perihnya kusambut dalam sendu.
untuk
sekali ini, dengarlah pesanku ... andai bahu ini belum cukup lembut
buatmu, datanglah mendekat dan kusediakan ruang paling seni, di rumah
hatiku. tidak ada ombak, tidak perlu bulan tidak juga unggas dan alam.
cuma kamu dan aku.
dan kita tegar berlindung, dari duri masa lalu.
sudikah?
============
:20121004, 3pm, TA
yang menyamakan kita detik ini cumalah, sepasang mata saling terpaku, tanpa salam tanpa basa-sapa kita lalu duduk dan bercerita tentang kolong hidup nian berdebu.
"ini, secawan teh hangat buatmu," kataku lirih.
engkau adalah keasingan yang kutemui seputar diri. begitu teguh dari pantulan cermin-cermin hakiki namun hujan yang kaubawa tidak pernah tinggal kering.
begitulah
dalam aroma nafas silam, kita saling mendakap angin dan perlahan kita biarkan darah itu bergenang dalam perih mengasyik. kausenyumkan aku dan aku ...
kita hilangkan kabusan sepi yang lahar.
kita saling memberi, dalam pekat haruman malam tiba-tiba becakan bekas-bekas luka itu kembali mengental. kaukatakan itulah yang pertama, kelelahan berkaca dalam redup matamu, bolehkah aku berbaring di situ? dan mengusapmu dalam salju membiru ...
sesungguhnya teman, aku mengerti itu. tidak ada anggukan yang kuperlu, cukuplah gumpalan kristal di tebing asamu dan perihnya kusambut dalam sendu.
untuk sekali ini, dengarlah pesanku ... andai bahu ini belum cukup lembut buatmu, datanglah mendekat dan kusediakan ruang paling seni, di rumah hatiku. tidak ada ombak, tidak perlu bulan tidak juga unggas dan alam. cuma kamu dan aku.
dan kita tegar berlindung, dari duri masa lalu.
sudikah?
============
:20121004, 3pm, TA
No comments:
Post a Comment