Followers

Carian Dalam Blog Ini

Friday, October 5, 2012

ENAM HARI BULAN TAHUN SEMBILAN BELAS TUJUH PULUH ENAM JAM ENAM PETANG

ENAM HARI BULAN TAHUN SEMBILAN BELAS
TUJUH PULUH ENAM JAM ENAM PETANG

Evolusi kejadian perjuangan menjadi musibah,
Nama harum menjadi busuk dan parah,
Ada yang mereka tinggalkan bayang-bayang punah,
Merata di rimba Sabah.

Hari malang itu,
Agihan dari suara murka,
Rimbunkan bingit restu,
Indah menyemai sembam dalamnya sebuah luka.

Bulan itu gelapnya terbit pada siang hari,
Ungkit iri hati pada garis senja hilangnya permai,
Lambakkan gunung-gunung dendam di hati,
Arang yang terconteng warna hitam menjadi-jadi,
Nyahkan hak suku bangsa yang hidup dalam mati.

Tahun itu,
Ada murka sumbang puaka,
Hinggap di Kinabalu,
Usaha yang dijangkau terbungkus duka,
Ngerinya menunggal satu membatu.

Sesekali menghimbau di jendela,
Evolusi itu bawa rasa duka,
Melerai mesra,
Baurkan gundah di merata,
Ibarat kembang-kembang tanpa baka,
Lupus pupus tanpa nadi dan suara,
Akhiran yang hiba,
Nyanyikan sesal diulit keciwa.

Barangkali kita terlalu kecil dalam dewasa,
Evlosi ini tercanang di mana-mana,
Landskap bunga-bunga subur di pusara,
Aminkan sepotong doa,
Sesantun pengucapan di tangkai jiwa.

Terlalu mengingatinya,
Ulang-alik ke pangkal jalan,
Jelebu memerah adabnya mendusta,
Ungkitkan kegagalan dalam kecuaian,
Harus terjadi adalah kisah malapetaka.

Enam haribulan yang didamba,
Negeri ini kehilangan seorang bapa,
Anggapannya musnah mengira tiris dosa,
Manja waktu senja ternoda meronta.

Jam adalah pencatat masa di atas titian,
Anehnya telah hilang berciciran,
Melupus cita angan dan harapan.

Evolusi hari itu,
Nafas yang dihela,
Akhirnya tersendat mengelabu,
Meminta warna biru dari tulus pena tinta.

Pernahkah kita menangis tentang tragedi ini?
Evolusi yang menyayat hati,
Telah sempurnakah penghukuman diri,
Apabila berhenti terpaksa berbakti,
Gapaikan bintang dan kejora di langit tinggi.

Nukilan Pencinta Puisi,
Bayu.
Semporna,Sabah.
250912@0210 hrs.(Isnin).

No comments:

Post a Comment