SEBELUM CIPARAY MELERAI ANDAI HINGGA DERAI
Karya: Muhammad Rois Rinaldi
I
perjalanan selangit abu menembus tubuhtubuh batu
lempar lintasan terengkuh antara himpit gegunung
rumahrumah dan beberapa hutan juga banjaran bambu
meruhi lagi kematian yang begitu menempurung jumpa
meski terhenti di kedaikedai terminal teguk kopi hitam
aku berkelakar kembali dengan misteri di kumparan nyeri
seketika jalanan bersibahu menggadang gamang dendang
pada malam senyap yang merayap gegap lambaikan tangan
pada kutubkutub kerinduan yang hampir menemu lelehnya
: dirumuskan tatanan gelas, piring dan tempat sandarkan bibir
II
kekasih yang jauh menunggu rengkuh segera terlunaskan
kukukuku ayat semesta mengesumat rejam ingatan kekanak
yang ranting menggemeretak patah mengacungi batasbatas
: menetaslah tangis di lelubuk jiwa menggerigi sekujur sukma
namun debar mempegasi laju merentas ngilu yang asing
sampai kekasih tersenyum di muka jendela merenda rona
tanpa salam menebas kalang seolah mendulang cerlang
namun garda kesadaran tuntaskan pergumulan malang
: tirai ranjang bersibakan memintal sepi yang menyalak
III
tak ada mengerti bagaimana cinta melabirin dan minta arti
saat diam jadi media paling gerhana dan bicara berarti purna
sedang tak ada definisi bagi cinta yang sangat lama hilang bahasa
: bersiteguh adalah kehancuran dan membelah rasa adalah binasa
bilakah seusai jumpa adalah abadinya jeda, kemana rindu setelahnya?
Ciparay menuju Banten
2012
lempar lintasan terengkuh antara himpit gegunung
rumahrumah dan beberapa hutan juga banjaran bambu
meruhi lagi kematian yang begitu menempurung jumpa
meski terhenti di kedaikedai terminal teguk kopi hitam
aku berkelakar kembali dengan misteri di kumparan nyeri
seketika jalanan bersibahu menggadang gamang dendang
pada malam senyap yang merayap gegap lambaikan tangan
pada kutubkutub kerinduan yang hampir menemu lelehnya
: dirumuskan tatanan gelas, piring dan tempat sandarkan bibir
II
kekasih yang jauh menunggu rengkuh segera terlunaskan
kukukuku ayat semesta mengesumat rejam ingatan kekanak
yang ranting menggemeretak patah mengacungi batasbatas
: menetaslah tangis di lelubuk jiwa menggerigi sekujur sukma
namun debar mempegasi laju merentas ngilu yang asing
sampai kekasih tersenyum di muka jendela merenda rona
tanpa salam menebas kalang seolah mendulang cerlang
namun garda kesadaran tuntaskan pergumulan malang
: tirai ranjang bersibakan memintal sepi yang menyalak
III
tak ada mengerti bagaimana cinta melabirin dan minta arti
saat diam jadi media paling gerhana dan bicara berarti purna
sedang tak ada definisi bagi cinta yang sangat lama hilang bahasa
: bersiteguh adalah kehancuran dan membelah rasa adalah binasa
bilakah seusai jumpa adalah abadinya jeda, kemana rindu setelahnya?
Ciparay menuju Banten
2012
No comments:
Post a Comment