Titisan hujan di malam dingin
menambahkan lagi sebak dukaku
yang terluka, terhiris dek kata
menikam tajam bak sembilu
menusuk rongga nafasku
Kelu untuk berbicara
sendu menitip sayu
hari-hariku mencarik
luangsa relung aksara
rebah di riba lemah
Sayup-sayup kedengaran
bisikan dulu, menghiasi
teratak kasih beratapkan
rindu, mengucap kalimah
membelai daku keasyikan
Namun kejernihan semarak
cinta, hanya indah sementara
biasan mencoret pedih
tika kata nista kejian
melayari ruang mega
Bergetar nadi mendenyut
perlahan, kelam pandangan
merangkak di celah reranting
yang patah, meresap pilu
dalam tangisan sayu...
'Tempias Cinta Renjisan Kasih'...meratap hiba akhirnya...
23hb Ogos 2012 Khamis
5 Syawal 1433
3.07am
SNQ
menusuk rongga nafasku
Kelu untuk berbicara
sendu menitip sayu
hari-hariku mencarik
luangsa relung aksara
rebah di riba lemah
Sayup-sayup kedengaran
bisikan dulu, menghiasi
teratak kasih beratapkan
rindu, mengucap kalimah
membelai daku keasyikan
Namun kejernihan semarak
cinta, hanya indah sementara
biasan mencoret pedih
tika kata nista kejian
melayari ruang mega
Bergetar nadi mendenyut
perlahan, kelam pandangan
merangkak di celah reranting
yang patah, meresap pilu
dalam tangisan sayu...
'Tempias Cinta Renjisan Kasih'...meratap hiba akhirnya...
23hb Ogos 2012 Khamis
5 Syawal 1433
3.07am
SNQ
No comments:
Post a Comment