Followers

Carian Dalam Blog Ini

Wednesday, August 29, 2012

MUARA BERNAMA CINTA

Titis hujan yang melambai di kaca jendela
Ia mencari alamat sungai
Aku mencari alamat hatimu
Kutemukan telaga
Sebuah genangan sunyi
Tanpa ombak...tanpa nyanyi
Lalu kutenggelam dalam bening puisi
Itulah yang istimewa tentang dirimu
Ketika segayung hujan membasuhi telapak tanganmu
Aku terhanyut di situ
Lautan teduh dakapanmu
Maka aku menyamar hujan...memelukmu deras
Mencium parasmu dengan kecup rintik
Yang takpernah tuntas

Di telapak tanganmu
Aku mengembara tanpa henti
Menyusuri garis-garis keberuntunganku
Setiap garis adalah makna
Membawaku pada muara bernama cinta
Aku di situ...melukis sawah-sawah yang menguning
Dengan jejak hidupku
Rerumputan, ilalang, kenangan
Dan bunga-bunga rindu
Airmata dan semesta...hujan dan doa
Membentangkan tenda cahaya
Tempat kita menghabiskan waktu dan bara
Setiap bintang adalah kurnia
Setiap titik waktu yang kupetik untukmu

Aku ingin menulis
Seperti sebaris embun
Yang kauselipkan pada selaris kuntum di bibirmu
Cukup manis walau hanya sebait senyum
Aku tahu
Puisi takselalu tercipta dari kata
Tapi hanya dengan kata
Aku mampu menceritakan puisi ini padamu

Qalam Bertinta
09042011

No comments:

Post a Comment