TRISULA BISU : Mengadap kiblat II
Langit kau renung tiada mewangi
hanya laut bahasa melimpah di bumi
membanjiri sanggar puisi.
"Penaka"
ku kunyah lumat erti kalimat istimewa
milik Loloq yang telah pergi
hidup kita biarlah dalam keindahan 'rumi'
maka 'rumi' kan menari di padang 'jawi'
dari pesanan orang orang lama
rapatkan saf kembali wahai sahabat
mengadap kiblat.
Mengadaplah kiblat.
Kita semua punya pendirian
kita bawa rasa kita, ego kita
setiap langkah, akal kita terbaring
mungkin pentingkan diri lupa sekeliling
tak pernah ingin kenal ertinya teima kasih
kerana itu kita rasa kita lebih
tak pernah ingin junjung rasa hormat
kerna itu kita rasa kita cukup hebat
kita lupa kita dalam satu bahtera
karam bahtera mungkin karam semua
mungkin kiblat hidup kita berbeda
kerana itu hati kita tak sama
mungkin itu lebih baik dari hilang segala
lalu, sekali ini aku melihat kebenarannya
melangkah itu lebih baik dari menadah penat
maka, rapatlah saf mengadap kiblat.
.
Angah Arie
Delusani, Seremban
10022012 15:00
No comments:
Post a Comment