Followers

Carian Dalam Blog Ini

Friday, December 28, 2012

PENAKU BERDENTING

PENAKU BERDENTING
*mengimbas kembali suatu masa ... di sini pernah penaku berdenting.

NURAGA - Sesekali penaku berdenting.

Usah jadikan aku tin kosong
memekik dan terlolong
memangggil pengaruh hadir
di sisi dinding yang seperti berlohong
nada membentuk lengkung.

Sunyi di sini buat aku jadi beku
tanpa hadir
tangan yang mengingat
tanya yang mengikat
senda yang memikat.

Duhai yang duduk di persada diam
berikanlah aku riuh
seperti malam yang masih muda
berikan aku keramaian
laksana pesta sayembara
bertingkah luah rasa.

Acuan pagi ini yang tadi menyendiri
disapa segar oleh ayahanda penulisan
berkatalah Yassin Salleh
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama dia tidak menulis,
dia akan hilang dalam masyarakat dan dunia sejarah. maka menulis
adalah bekerja untuk keabadian" - petikan dari
-sasterawan, Pramoedya Ananta Toer

Bukan sekadar hujan yang lebah malah ibarat tsunami yang singgah
seperti juga ayahanda sasterawan A.Samad Said pernah berkata
"Bahasa itu sesungguhnya membunuh"
maka kesegaran pagi dari pesona veteran puisi
telah membunuh kebisuan dan kebekuanku.

Ayuh, kita pukul canang, kita pukul gendang
kita bangkitkan mata pena dan suara rasa
agar di setiap sudut di "lorong ini" di "dinding ini"
merencam rasa kita , akal kita dan "akar" kita
untuk turut serta, berbudi dan berbahasa.

Mana kamu wahai kenalan dan sahabat-sahabatku !
aku sedang menunggu kamu di dinding
penaku kini berdenting.

.
Angah Arie
Di Hujung Pena, Seremban
10022012 12:30

No comments:

Post a Comment