SESAK
Aku kehilangan makna
terselip di antara bilah waktu dan getar gelisah
sedangkan kematian mengabarkan ketidakberdayaan
sesaat setelah kuterima undangan pernikahan
aku hampa
di kelam mendung senja
ketika iringiringan duka
bersaing dengan bebinar lampu jalan
begitu hirukpikuknya kemacetan
padahal sebentar lagi
di sebuah liang lahat
seorang teman benarbenar kesepian
kemarin
kelahiran menjadi kabar gembira
tentang berharganya pemberian
seperti takzimnya dada
menatap rumahrumah Tuhan tetap berdiri
di tanah yang terterjang tsunami
beberapa tahun silam
entah
betapa kritisnya pikiran puisi
seorang teman lain di halaman maya
terhadap nyawa Tuhan
berabad berlalu membukti pasti
akal adalah mahakarya terindah
yang pernah ada
semenjak Muhammad menyepi
di gua Hira
oh.. aku lelah mengeja kebuntuan
saat mengucap makar kepada Tuhan
lebih baik kurancang makar
terhadap nama besar seorang sastrawan
Karang Mulya Cileduk 07122012
Untuk Mbak Endang Supiarsih
SESAK
Aku kehilangan makna
terselip di antara bilah waktu dan getar gelisah
sedangkan kematian mengabarkan ketidakberdayaan
Aku kehilangan makna
terselip di antara bilah waktu dan getar gelisah
sedangkan kematian mengabarkan ketidakberdayaan
sesaat setelah kuterima undangan pernikahan
aku hampa
di kelam mendung senja
ketika iringiringan duka
bersaing dengan bebinar lampu jalan
begitu hirukpikuknya kemacetan
padahal sebentar lagi
di sebuah liang lahat
seorang teman benarbenar kesepian
kemarin
kelahiran menjadi kabar gembira
tentang berharganya pemberian
seperti takzimnya dada
menatap rumahrumah Tuhan tetap berdiri
di tanah yang terterjang tsunami
beberapa tahun silam
entah
betapa kritisnya pikiran puisi
seorang teman lain di halaman maya
terhadap nyawa Tuhan
berabad berlalu membukti pasti
akal adalah mahakarya terindah
yang pernah ada
semenjak Muhammad menyepi
di gua Hira
oh.. aku lelah mengeja kebuntuan
saat mengucap makar kepada Tuhan
lebih baik kurancang makar
terhadap nama besar seorang sastrawan
Karang Mulya Cileduk 07122012
Untuk Mbak Endang Supiarsih
aku hampa
di kelam mendung senja
ketika iringiringan duka
bersaing dengan bebinar lampu jalan
begitu hirukpikuknya kemacetan
padahal sebentar lagi
di sebuah liang lahat
seorang teman benarbenar kesepian
kemarin
kelahiran menjadi kabar gembira
tentang berharganya pemberian
seperti takzimnya dada
menatap rumahrumah Tuhan tetap berdiri
di tanah yang terterjang tsunami
beberapa tahun silam
entah
betapa kritisnya pikiran puisi
seorang teman lain di halaman maya
terhadap nyawa Tuhan
berabad berlalu membukti pasti
akal adalah mahakarya terindah
yang pernah ada
semenjak Muhammad menyepi
di gua Hira
oh.. aku lelah mengeja kebuntuan
saat mengucap makar kepada Tuhan
lebih baik kurancang makar
terhadap nama besar seorang sastrawan
Karang Mulya Cileduk 07122012
Untuk Mbak Endang Supiarsih
No comments:
Post a Comment