HANYA SEKEPING DIARI
Di dada langit
butiran air mata menitis
terguris jemari berbalut sembilu
di celahan dedaun kering
membakar isi-isi lembar
kutitip dalam diari
terkoyak cemburu yang berbingkai
cermin wajah berubah
jelas
diam meminggirkan rasa
dalam rajuk malam
tidak disangka berlarut waktu
menyapa tidak dibalas
usah memandang hari-hari biasa
rutin diamalkan dari permulaan
janji digenggam
umpama si anak rajuk
memujuk
tidak diendah kala peduli
menjauh
terbatas waktu menghimpit hari-hari
tenat mengalas segala yang dipikul
dalam amanah
dairi peneman penat
segala terluah kuukir
namun
segala isi hanya coretan perasaan
tiada mengungkapkan
diri diulit rasa
tapi..
mengapa semakin buta dikaburkan
diri dengan cemburu
haruskah rajukmu kuturut
hanya sekeping diari
berbaur sangka
berhari-hari
untuk apa lagi berdiari
jika berkongsi berutus dijemari
disalah erti.
Eytajms
Penahatiku
22/12/12
Taiping
No comments:
Post a Comment